Melayani setulus hati, memberikan yang terbaik

Serta Hal-Hal yang Wajib Dihindari Saat Haji

Kategori : Haji, Ditulis pada : 25 Februari 2025, 10:59:59

Sering kita mendengar umat muslim mengucapkan doa kepada orang yang berangkat ataupun kembali dari haji, “Semoga menjadi haji yang mabrur.” Apa yang dimaksud dengan haji mabrur? Dan adakah ciri seseorang dikatakan menjadi haji yang mabrur tersebut?

Haji mabrur menurut bahasa adalah haji yang baik atau diterima oleh Allah SWT. Namun menurut istilah, haji mabrur ialah haji yang dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah SWT dan Rasulullah SAW, serta memperhatikan rukun, syarat, wajib dan larangan dalam ibadah haji. Pastinya, setiap mukmin yang menunaikan ibadah haji berharap dapat menjadi haji yang mabrur ketika pulang dari Baitullah.

61.jpg

Photo by Abdulla Dhahri on Unsplash

Tentu ada ciri-ciri seorang yang telah melaksanakan haji disebut menjadi haji mabrur. Berikut ini akan diuraikan beberapa hal yang harus diperhatikan agar Anda menjadi haji mabrur nantinya. Mulai dari ciri-cirinya, hingga hal-hal yang harus dihindari selama berada di tanah suci. Simak hingga akhir ya!

Ciri-Ciri Menjadi Haji yang Mabrur

Terdapat beberapa hadits Rasulullah yang menyebutkan tentang ciri-ciri seseorang menjadi haji mabrur. Seperti pada hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad,

“Wahai Rasulullah SAW, apakah itu haji mabrur? Rasulullah lalu menjawab: Memberikan makanan dan menebar kedamaian.” (HR. Ahmad)

Di lain waktu, sahabat juga bertanya perihal ciri-ciri haji mabrur, maka Rasulullah mengatakan: “Memberikan makanan dan berkata dengan santun.” Dalam sabda Nabi SAW lain yang diriwayatkan oleh Muslim, “Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji sedang ia tidak rafats serta tidak fusuq, maka ia akan kembali dalam keadaan sama seperti saat ia dilahirkan oleh ibunya.”

Apa itu rafats? Rafats adalah tindakan yang keji atau tak senonoh contohnya melakukan hubungan seksual atau bercumbu. Sedangkan fusuq yaitu mengerjakan perbuatan maksiat yang bisa merusak keimanan juga aqidah terhadap Allah SWT.

Dengan demikian, bisa diketahui beberapa ciri-ciri menjadi haji mabrur, antara lain adalah sebagai berikut:

-memberi kedamaian untuk orang di sekitarnya

-Sopan dan santun saat berbicara

-Peduli dengan lingkungan sekitar, contohnya dengan memberi makan kepada orang-orang yang membutuhkan

-Membersihkan pikiran, perkataan dan perbuatan, dengan meninggalkan kegiatan maksiat ataupun hal yang tak senonoh lainnya.

Nah, dengan memahami ciri haji mabrur tersebut, semua hal itu dapat tercermin ketika seseorang pulang dari beribadah haji, ia akan menjadi pribadi yang lebih baik, lebih santun serta mengasihi kepada orang lain lebih daripada sebelumnya.

62.jpg

Photo by Abdullah Mukadam on Unsplash

Hubungan baik yang tercipta tidak hanya tentang dirinya dengan Allah (hablum minallah), akan tetapi juga hubungan baik yang terjalin antar manusia (hablum min-annaas). Hal lain yang muncul, menurut Hasan Al Bashri adalah sikap zuhud. Haji yang mabrur akan lebih mendekat kepada Allah, ia akan cenderung melepaskan dari kehidupan dunia dan ia semakin mencintai amalan untuk akhiratnya.

“Tanda (ciri) mabrurnya haji seseorang adalah ia meninggalkan perbuatan yang buruk yang ia kerjakan sebelum ia haji.”

Artinya, secara menyeluruh seorang disebut sebagai haji mabrur adalah ia yang segala aspek kehidupannya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

Hal-Hal yang Wajib Dihindari

Setelah uraian tentang ciri-ciri haji mabrur di atas, berikut ini hal-hal yang wajib Anda hindari agar nantinya Anda termasuk menjadi haji mabrur. Di antara hal-hal yang wajib dihindari tersebut adalah:

Memurnikan Niat Haji Hanya Untuk Ibadah Kepada Allah

Segala sesuatu tergantung kepada niatnya. Sangat disarankan untuk memurnikan niat melaksanakan ibadah haji yaitu semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampai terbersit niat-niat lain yang bisa merusak pahala ibadah haji Anda.

contohnya, niat haji hanya untuk ‘dianggap mampu’ menunaikan haji, ingin ber-swafoto di depan Ka’bah, bahkan hanya ingin sekedar dipanggil ‘Pak Haji’ atau ‘Bu Hajjah’. Oleh sebab itu, harus sering-sering memperbaharui niat selama melaksanakan ibadah haji agar niat selalu terjaga.

Membersihkan Harta yang Digunakan Untuk Berhaji dari yang Haram

Haji adalah ibadah yang suci, dilaksanakan di tanah suci maka segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaannya haruslah bersih. Termasuk harta yang digunakan untuk berangkat haji. Hindarilah segala hal yang haram, serta senantiasa berhati-hati agar tidak terjebak godaan syaithan demi meraih gelar haji.

63.jpg

Photo by Sulthan Auliya on Unsplash

Meninggalkan Rafats, Fusuq dan Jidal

Saat menunaikan ibadah haji, hindari perbuatan yang buruk seperti melontarkan perkataan kotor, bersikap tidak baik, serta melakukan hal yang tak senonoh atau biasa disebut rafats. Tidak boleh pula fusuq, atau bermaksiat dan melanggar aturan Allah. Dan terakhir tak boleh jidal atau bertengkar, bermusuhan apalagi sampai berkelahi.

Jangan Bersikap Sombong

Hal yang sering tak disadari oleh jamaah haji, yaitu bersikap sombong. Merasa diri sudah baik dengan menjalani ibadah haji, namun sejatinya manusia tempatnya salah serta lupa. Jangan sampai Anda merasa telah baik ketimbang orang lain yang belum mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji.

Tidak Berlebih-lebihan

Hal terakhir yang harus dihindari adalah sikap berlebih-lebihan. Baik dalam hal berpakaian, interaksi antar lawan jenis saat menjalankan ibadah haji dan seterusnya. Sebab pada dasarnya Allah tidak menyukai hamba-Nya yang berlebih-lebihan (israf).

Itulah beberapa ciri menjadi haji mabrur serta hal-hal yang harus dihindari. Semoga menjadi haji yang mabrur bagi Anda yang melaksanakan ibadah haji ke Baitullah.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id